Senin, 27 Juni 2011

Petting dan Agama

Petting lagi, Petting lagi......!
Aktivitas Pacaran yang dilakukan oleh dua insan manusia, terutama anak-anak remaja tak lepas dari yang namanya petting, walaupun tidak melaukan senggama, akan tetapi belum tentu petting tidak menyebabkan kehamilan. Baca Artikel disini untuk lebih jelasnya. Walaupun tidak zina tapi petting dapat menghantarkan kedalam perzinahan. Sebenarnya semua agama melarang perbuatan ini. Terutam di agama saya, (Agama Islam).

Petting yakni melakukan hubungan seks kontak badani, kecuali senggama. Menurut agama Islam Petting termasuk dalam apa yang disebut dengan aktivitas Taqrabuz Zinaa (mendekati zina).
Aktivitas Taqrabuz Zina adalah perbuatan-perbuatan yang bisa menghantarkan seseorang kepada zina. Dimulai dengan berdua-duaannya dua manusia lawan jenis yang tidak halal satu dengan lainnya untuk saling menikmati. Kemudian mereka saling memandang dengan syahwat, menyentuh atau mencium bagian-bagian tubuh lawan jenisnya, berciuman, melakukan rangsangan-rangsangan tertentu hingga melakukan Petting (hubungan seks tanpa senggama).

Aktivitas Taqrabuz Zina adalah aktivitas yang secara tegas diharamkan oleh Allah SWT yang menciptakan manusia berikut naluri-naluri dan syahwat-syahwatnya. Allah SWT berfirman:

“Wa laa taqrabuz zinaa. Innahuu kaana faahisyatan wa saa`a sabiilaa.”
Artinya:
“Dan janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina itu suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra` [17]: 32)

Seseorang yang melakukan Taqrabuz Zina, semakin ia menapaki tahapan-tahapan Taqrabuz Zina, semakin sulit baginya untuk menghentikan tahapan berikutnya. Apalagi jika sudah sampai pada tahap Petting. Sangat jarang orang yang bisa menahan diri dari tidak melakukan senggama.
Syahwat seks termasuk syahwat yang agak sulit dikendalikan. Allah SWT yang menciptakannya memberikan arahan agar tidak membiarkannya menuju gerbang zina. Namun memerintahkan kepada manusia untuk mengarahkannya ke gerbang nikah.

Dulu di masyarakat Barat, Petting banyak dilakukan di kalangan remaja. Namun seiring dengan semakin liarnya masyarakat Barat, Petting ditinggalkan dan para remaja di sana menjadikan Senggama sebagai bagian dari pacaran. Tahun 1970 saja tinggal 55 % gadis-gadis umur 20 tahun di Barat yang tidak bersenggama ketika pacaran. Adapun saat ini, di Barat sudah sangat sulit mencari gadis yang masih “murni”. Dan saya rasa Indonesia pun sekarang juga begitu... hohohohoho...!!!!
Melihat semakin pesatnya perkembangan jaman semakin rendah pula akhlak dan moral manusia.

Belum lama pernah diberitakan di layar televisi bahwa remaja dari mulai tinggkat SMP dan SMA, banyak yang sudah tak perawan lagi.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat hasil survei pada 2010 menunjukkan, 51 persen remaja di Jabodetabek telah melakukan seks pranikah.

"Artinya dari 100 remaja, 51 sudah tidak perawan," ujar Kepala BKKBN Sugiri Syarief usai memberikan sambutan acara Grand Final Kontes Rap dalam memperingati Hari AIDS Sedunia di lapangan parkir Monas, Jakarta Minggu (28/11).

Hasil survei untuk beberapa wilayah lain di Indonesia, seks pranikah juga dilakukan beberapa remaja, misalnya saja di Surabaya tercatat 54 persen, di Bandung 47 persen, dan 52 persen di Medan. "Hasil penelitian di Yogya dari 1.160 mahasiswa, sekitar 37 persen mengalami kehamilan sebelum menikah," kata Sugiri.

Selain itu, data tentang penyalahgunaan narkoba menunjukkan, dari 3,2 juta jiwa yang ketagihan narkoba, 78 persennya adalah remaja. Sedangkan penderita HIV/AIDS terus meningkat setiap tahunnya. Solusinya, lanjut Sugiri Syarif, konseling untuk remaja agar tidak melakukan seks pra nikah akan terus dilakukan.

Dari rilis BKKBN yang diterima wartawan diketahui, estimasi jumlah aborsi di Indonesia per tahun mencapi 2,4 juta jiwa. 800 ribu di antaranya terjadi di kalangan remaja.

Berdasarkan data Kemenkes pada akhir Juni 2010 terdapat 21.770 kasus AIDS dan 47.157 kasus HIV positif dengan persentase pengidap usia 20-29 tahun yakni 48,1 persen dan usia 30-39 tahun sebanyak 30,9 persen. Selain itu kasus penularan terbanyak adalah heteroseksual sebanyak 49,3 persen, homoseksual sebanyak 3,3 persen dan IDU (jarum suntik) 40,4 persen.

Mari kita koreksi ke diri kita sendiri, apakah kita pernah melakukannya?
Ada baiknya suatu hubungan terjalin dengan tali pernikahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar