“Kami sering mencapai orgasme cukup dengan teknik cunnilingus dan fellatio,” begitu pengakuan sepasang suami istri. Dua istilah tersebut mungkin kurang popular maknanya. Namun, bukan hal aneh lagi, bahkan dapat dikatakan sudah biasa sebagai bagian dari suatu hubungan seksual.
Yang pertama adalah teknik stimulasi dengan oral terhadap alat genital atau alat kelamin wanita, yang dilakukan pria. Sedangkan satu lagi sebaliknya, dilakukan terhadap alat vital laki-laki oleh seorang wanita. Seks oral tersebut biasa dikatakan sebagai stimulasi yang dilakukan terhadap pasangan, menggunakan mulut, bibir, ataupun lidah.
Dari penelitian beberapa tahun silam dapat disebutkan, sebagian besar orang Amerika telah menerima dan melakukan seks oral kepada pasangannya.
Aktivitas seks oral ini juga mulai banyak dilakukan pasangan-pasangan di negara kita, terutama yang tinggal di kota-kota besar. Umumnya oleh pasangan muda atau generasi setelah 1970-an.
Teknik ini dilakukan sebagai salah satu bagian dari hubungan seks – biasanya saat mulai berkencan, yaitu kala pemanasan. Hal ini bisa membantu meningkatkan daya rangsang seksual pasangan tersebut.
Malah, kadang-kadang pada sebagian perempuan, teknik cunnilingus dapat menjadi cara utama untuk mendapatkan orgasme atau puncak kepuasan dalam bercinta.
Dapat dikatakan, selama dilakukan, secara umum teknik ini memang akan memberikan kepuasan bagi kedua belah pihak, baik yang memberi maupun yang menerima oral seks tersebut.
Ada yang menganggap, teknik oral ini justru bisa menciptakan keintiman khusus bagi pasangan dibandingkan dengan hubungan seks yang sesungguhnya. Sebenarnya. Sudah sangat banyak laporan yang mengatakan, pria yang melakukan atau menerima teknik oral ini sangat merasakan kepuasan berlebih ketimbang bila berhubungan seks secara biasa saja.
Namun, ada pula pasangan yang enggan melakukan teknik oral karena alasan-alasan tertentu, alasan higienis misalnya. Selain itu, masih ada pula pola pikir wanita yang menganggap bahwa alat kelamin mereka mengeluarkan bau tak sedap bagi pasangannya. Dengan demikian, perempuan itu beranggapan, bila dilakukan, hal ini seakan merendahkan martabat pasangan prianya.
Kadang ada juga yang merasa, dengan cara demikian, mereka terlalu mementingkan diri sendiri tanpa memikirkan pasangannya. Padahal anggapan tersebut sebenarnya tidak benar.
Tampaknya, tidaklah demikian hal yang terjadi setelah belakangan masalah seksual dalam kehidupan manusia semakin terbuka. Dapat diperkirakan, teknik ini telah menjadi suatu bagian penting dalam berhubungan seks.
Para perempuan tentu mengharapkan hal ini bisa dilakukan saat foreplay atau pemanasan, sebelulm berlangsung penetrasi atau koitus. Sedangkan pria malah akan berusaha membuat pasangannya mendapatkan orgasme terlebih dulu pada saat melakukan teknik ini. Ini merupakan kenikmatan tersendiri bagi pria.
Ada kecenderungan saat ini, keengganan atau penolakan dari pasangan terhadap seks oral dapat berakibat timbulnya suatu ketegangan dalam hubungan mereka selanjutnya.
Yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan seks oral :
1. Seandainya ada keengganan dari salah satu pasangan untuk melakukannya, maka harus dicari penyebab dan dasarnya hingga berpikiran seperti itu. Apakah rasa khawatir kurang higienis atau karena factor lain, seperti kepercayaan dan sebagainya.
2. Yang perlu dilakukan sebelum menjalankan hal ini adalah membersihkan diri termasuk membersihkan daeran sensitive dengan benar. Ada baiknya sekalian mandi bersama dan saling membersihkannya. Boleh juga dipertimbangkan untuk merapikan dan mencukur bulu pubis secara teratur.
Khusus mengenai factor kebersihan ini, para perempuan sangat dianjurkan selalu merawat dan membersihkan daerah intimnya, terutama vagina dan sekitarnya, setiap hari. Kalau perlu, ia membilas vagina khusus pada waktu tertentu, misalnya seminggu sekali. Demikian pula pria yang belum disunat atau disirkumsisi. Ia harus selalu menjaga kebersihan kepala penis dan daerah lehernya dari segala kotoran.
Memang, hal ini akan sangat sukar dilakukan bila pria belum disirkumsisi. Kulit kepala penisnya tidak bisa dibuka, sehingga kotoran yang ada menumpuk di dalam. Sekitar leher penis pun tidak bisa dibersihkan.
Kotoran yang terjadi dan menumpuk di daerah itu dapat berakibat buruk. Ini dapat menjadi pencetus timbulnya kanker penis pada pria tersebut. Selain itu, dapat pula menjadi pemicu timbulnya kanker leher rahim jika kotoran tersebut terlepas dan masuk ke dalam vagina.
3. Bersama pasangan, cari dan temukan posisi yang tepat bagi kedua belah pihak yang menikmatinya.
4. Jangan melakukan teknik ini secara tembak langsung. Artinya, cumbuan dan ciuman harus dilakukan secara bertahap lebih dulu, baru pad akhirnya menuju ke sasaran.
5. Jangan ada pemaksaan dalam hal ini. Artinya, kedua belah pihak harus menyetujui gagasan untuk mencoba seks oral ini. Dengan begitu, tidak ada pihak yang merasa dipaksa atau memaksa.
6. Dalam melaksanakan seks oral, sebaiknya tangan tidak diam saja, tapi harus ikut membantu. Gerakan jari-jari dapat membantu merangsang daerah lain, seperti klitoris atau vagina. Ini akan sangat bermanfaat. Sama pula halnya saat melakukan fellatio dengan terus meraba daerah skrotum dan anal.
7. Jangan sekali-kali meniupkan udara ke dalam vagina. Udara yang masuk dapat berakibat buruk terhadap perempuan. Sebab, bila gelembung udara masuk dan terserap ke dalam pembuluh darah, hal itu bisa menyebabkan penyumbatan, sehingga dapat berakibat fatal bagi perempuan.
8. Harap selalu diperhatikan daeran sensitive masing-masing pasangan. Secara umum, untuk laki-laki adalah daerah antara kepala penis dengan batangnya. Sedangkan bagi wanita, di daerah klitoris dan labia minor.
Ada satu hal lagi yang juga perlu diperhatikan dalam melaksanakan seks oral. Bisa saja pria mengalami ejakulasi di dalam mulut pasangan perempuannya. Hal seperti ini tidak perlu dihindari, terutama bila sang perempuan tidak merasa geli.
Dan perlu diingat, sperma yang tertelan tidak akan membuat hamil, karena pencernaan tidak berhubungan dengan organ wanita. Sebenarnya, sperma tersebut mengandung banyak protein , seperti dalam kandungan daging dan telur.
Banyak perempuan bisa merasakan kenikmatan tersendiri dengan melakukannya. Namun, yang perlu diingat, banyak pula penyakit yang bisa ditularkan oleh sperma yang tertelan tersebut. Tak bedanya seperti penyakit yang tertular karena hubungan seksual, misalnya sipilis dan HIV/AIDS.
Yang pertama adalah teknik stimulasi dengan oral terhadap alat genital atau alat kelamin wanita, yang dilakukan pria. Sedangkan satu lagi sebaliknya, dilakukan terhadap alat vital laki-laki oleh seorang wanita. Seks oral tersebut biasa dikatakan sebagai stimulasi yang dilakukan terhadap pasangan, menggunakan mulut, bibir, ataupun lidah.
Dari penelitian beberapa tahun silam dapat disebutkan, sebagian besar orang Amerika telah menerima dan melakukan seks oral kepada pasangannya.
Aktivitas seks oral ini juga mulai banyak dilakukan pasangan-pasangan di negara kita, terutama yang tinggal di kota-kota besar. Umumnya oleh pasangan muda atau generasi setelah 1970-an.
Teknik ini dilakukan sebagai salah satu bagian dari hubungan seks – biasanya saat mulai berkencan, yaitu kala pemanasan. Hal ini bisa membantu meningkatkan daya rangsang seksual pasangan tersebut.
Malah, kadang-kadang pada sebagian perempuan, teknik cunnilingus dapat menjadi cara utama untuk mendapatkan orgasme atau puncak kepuasan dalam bercinta.
Dapat dikatakan, selama dilakukan, secara umum teknik ini memang akan memberikan kepuasan bagi kedua belah pihak, baik yang memberi maupun yang menerima oral seks tersebut.
Ada yang menganggap, teknik oral ini justru bisa menciptakan keintiman khusus bagi pasangan dibandingkan dengan hubungan seks yang sesungguhnya. Sebenarnya. Sudah sangat banyak laporan yang mengatakan, pria yang melakukan atau menerima teknik oral ini sangat merasakan kepuasan berlebih ketimbang bila berhubungan seks secara biasa saja.
Namun, ada pula pasangan yang enggan melakukan teknik oral karena alasan-alasan tertentu, alasan higienis misalnya. Selain itu, masih ada pula pola pikir wanita yang menganggap bahwa alat kelamin mereka mengeluarkan bau tak sedap bagi pasangannya. Dengan demikian, perempuan itu beranggapan, bila dilakukan, hal ini seakan merendahkan martabat pasangan prianya.
Kadang ada juga yang merasa, dengan cara demikian, mereka terlalu mementingkan diri sendiri tanpa memikirkan pasangannya. Padahal anggapan tersebut sebenarnya tidak benar.
Tampaknya, tidaklah demikian hal yang terjadi setelah belakangan masalah seksual dalam kehidupan manusia semakin terbuka. Dapat diperkirakan, teknik ini telah menjadi suatu bagian penting dalam berhubungan seks.
Para perempuan tentu mengharapkan hal ini bisa dilakukan saat foreplay atau pemanasan, sebelulm berlangsung penetrasi atau koitus. Sedangkan pria malah akan berusaha membuat pasangannya mendapatkan orgasme terlebih dulu pada saat melakukan teknik ini. Ini merupakan kenikmatan tersendiri bagi pria.
Ada kecenderungan saat ini, keengganan atau penolakan dari pasangan terhadap seks oral dapat berakibat timbulnya suatu ketegangan dalam hubungan mereka selanjutnya.
Yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan seks oral :
1. Seandainya ada keengganan dari salah satu pasangan untuk melakukannya, maka harus dicari penyebab dan dasarnya hingga berpikiran seperti itu. Apakah rasa khawatir kurang higienis atau karena factor lain, seperti kepercayaan dan sebagainya.
2. Yang perlu dilakukan sebelum menjalankan hal ini adalah membersihkan diri termasuk membersihkan daeran sensitive dengan benar. Ada baiknya sekalian mandi bersama dan saling membersihkannya. Boleh juga dipertimbangkan untuk merapikan dan mencukur bulu pubis secara teratur.
Khusus mengenai factor kebersihan ini, para perempuan sangat dianjurkan selalu merawat dan membersihkan daerah intimnya, terutama vagina dan sekitarnya, setiap hari. Kalau perlu, ia membilas vagina khusus pada waktu tertentu, misalnya seminggu sekali. Demikian pula pria yang belum disunat atau disirkumsisi. Ia harus selalu menjaga kebersihan kepala penis dan daerah lehernya dari segala kotoran.
Memang, hal ini akan sangat sukar dilakukan bila pria belum disirkumsisi. Kulit kepala penisnya tidak bisa dibuka, sehingga kotoran yang ada menumpuk di dalam. Sekitar leher penis pun tidak bisa dibersihkan.
Kotoran yang terjadi dan menumpuk di daerah itu dapat berakibat buruk. Ini dapat menjadi pencetus timbulnya kanker penis pada pria tersebut. Selain itu, dapat pula menjadi pemicu timbulnya kanker leher rahim jika kotoran tersebut terlepas dan masuk ke dalam vagina.
3. Bersama pasangan, cari dan temukan posisi yang tepat bagi kedua belah pihak yang menikmatinya.
4. Jangan melakukan teknik ini secara tembak langsung. Artinya, cumbuan dan ciuman harus dilakukan secara bertahap lebih dulu, baru pad akhirnya menuju ke sasaran.
5. Jangan ada pemaksaan dalam hal ini. Artinya, kedua belah pihak harus menyetujui gagasan untuk mencoba seks oral ini. Dengan begitu, tidak ada pihak yang merasa dipaksa atau memaksa.
6. Dalam melaksanakan seks oral, sebaiknya tangan tidak diam saja, tapi harus ikut membantu. Gerakan jari-jari dapat membantu merangsang daerah lain, seperti klitoris atau vagina. Ini akan sangat bermanfaat. Sama pula halnya saat melakukan fellatio dengan terus meraba daerah skrotum dan anal.
7. Jangan sekali-kali meniupkan udara ke dalam vagina. Udara yang masuk dapat berakibat buruk terhadap perempuan. Sebab, bila gelembung udara masuk dan terserap ke dalam pembuluh darah, hal itu bisa menyebabkan penyumbatan, sehingga dapat berakibat fatal bagi perempuan.
8. Harap selalu diperhatikan daeran sensitive masing-masing pasangan. Secara umum, untuk laki-laki adalah daerah antara kepala penis dengan batangnya. Sedangkan bagi wanita, di daerah klitoris dan labia minor.
Ada satu hal lagi yang juga perlu diperhatikan dalam melaksanakan seks oral. Bisa saja pria mengalami ejakulasi di dalam mulut pasangan perempuannya. Hal seperti ini tidak perlu dihindari, terutama bila sang perempuan tidak merasa geli.
Dan perlu diingat, sperma yang tertelan tidak akan membuat hamil, karena pencernaan tidak berhubungan dengan organ wanita. Sebenarnya, sperma tersebut mengandung banyak protein , seperti dalam kandungan daging dan telur.
Banyak perempuan bisa merasakan kenikmatan tersendiri dengan melakukannya. Namun, yang perlu diingat, banyak pula penyakit yang bisa ditularkan oleh sperma yang tertelan tersebut. Tak bedanya seperti penyakit yang tertular karena hubungan seksual, misalnya sipilis dan HIV/AIDS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar